Jumat, 19 Maret 2010

Globalisasi

GLOBALISASI

Globalisasi memang suatu sistem baru, dimana ini akan berdampak terhadap umat manusia. Negara apabila ingin bertahan dalam jaman globalisasi ini harus juga merubah tatanan sosial politik, hukum, dan budayanya, karena antara ekonomi dengan social politik, hokum dan budaya tak dapat dipisahkan. Harus diakui bahwa hampir semua kawasan atau bagian negara di Asia termasuk Indonesia telah menjadi bagian dari proses globalisasi yang tengah terjadi dalam artian suka atau tidak suka, baik atau buruk tengah mengalami ketegangan dan benturan ekonomi, social politik, hukum dan budayanya yang memperlemah tatanan dan nilai – nilai lama. Nilai – nilai dan tatanan baru mulai menampakkan dirinya walaupun belum sepenuhnya diterima. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah bisa menghadapi globalisasi ini baik dari segi ekonomi, maupun social budaya. Bangsa Indonesia dengan segala potensinya pada sumber daya maupun sumber daya budayanya justru perlu dilestarikanuntuk dapat mengarahkan globalisasi. Sebagai manusia yang berpendidikan hendaknya kita, bangsa Indonesia tidak menjadi penganut globalisme yaitu menganggap nilai – nilai global yang dipromosikan oleh negara – negara industri besar dunia sebagai satu – satunya orientasi, dan dengan demikian bisa menganggap kebudayaan bangsanya sendiri sebagai ketinggalan zaman atau kampungan. Kita harus bisa memahami bahwa setiap ekspresi kebudayaan memiliki nilai- nilai positifnya masing- masing dan tidak ada yang mendominasi antara satu budaya dengan budaya lainnya. Kita harus dengan pintar memilah- milah dan menyaring nilai- nilai budaya asing yang masuk ke Indonesia, tanpa menghilangkan nilai- nilai budaya sendiri. Kita harus menjadi bangsa yang memilki identitas, dimana Indonesia juga memiliki kenekaragaman budaya, hal ini justru bisa menjadi potensi bagi kita juga untuk memperkenalkan budaya kita ke negara lain. Nilai- nilai budaya yang kita miliki harus kita jaga dan kita lestarikan agar tidak pudar karena pengaruh globalisasi.

Selektif mulai dari memilah sampai memilih budaya baru yang masuk ke Indonesia. Tentunya dengan berdasar atau berpegang teguh pada UUD 1945, Pancasila dan falsafah idiologis yang dimiliki oleh negara Indonesia. Atau mengkui suatu hari seperti hari batik nasional sehingga batik pun turut diakui sebagai bagian dari budaya nasional. Sehingga apabila ada kejadian seperti masalah pengkuan hak cipta budaya Indonesia oleh Malaysia tidak akan terjadi dengan mudahnya.

Memanfaatkannya semaksimal mungkin, negara kita adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Hal ini telah tercetus dalam lambang negara kita yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Oleh karnanya budaya yang kita miliki, seharusnya kita dapat bertahan, bahkan mampu membawanya ke dalam era globalisasi. Bukan justru larut dengan budaya lain. Kembali ke contoh “batik”, negara kita memmiliki budaya membatik. Batik kita pun telah diakui UNESCO. Seharusnya kita mulai belajar untuk memperkenalkan batik lebih lagi supaya tidak hanya berkutat dalam perdagangan dalam negeri bahkan apabila sampai ke pasar internasional, sudah pasti yang turut memakainya mengakui keberadaan Indonesia di kawasan global.

Dalam menghadapi globalisasi ini kita harus memiliki bekal pendidikan yang baik. Karena dengan kita belajar dan mencari ilmu dengan benar, kita bisa memiliki pola pikir yang tidak sempit, dimana kita harus bisa menentukan mana sesuatu hal yang baik untuk kita dan yang buruk kita hindari. Indonesia harus meningkatkan sistem pendidikan yang ada agar sumber daya manusia di Indonesia menjadi SDM yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Melihat keberhasilan Cina dalam perekonomian, maka kita sebagai mahasiswa sedini mungkin menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan jiwa entrepreneur, dimana membutuhkan perisapan mental dalam menghadapi persaingan. Kedua hal tersebut bertujuan meningkatkan system perekonmomian di Indonesia. Selain itu dalam menghadapi globalisasi ini, kita harus pintar menyaring budaya asing yang mempengaruhi kepribadian bangsa kita, mencintai dan membeli produk dalam negeri, meningkatkan kuantitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara-negara maju, berusaha mengikuti perkembangan IPTEK dan tidak bergaya hidup yang terlalu berlebih, dan meningkatkan iman sebagai bukti ketakwaan kita pada Tuhan. 

 Untuk masalah perekonomian, kita bisa mengambil suatu contoh pada realisasi kerja yang dilaksanakan pada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), mungkin prestasi kinerja KPK yang dibuat oleh pemerintah kurang nampak dibanding banyaknya kasus atau skandal yang dicapai. Namun yang namanya nilai baik/buruk, tidak mungkin dipisahkan. Nilai – nilai tersebut saling melengkapi dan mengisi dimana satu dengan yang lain seperti pandangan mahasiswa, saat ini hanya bisa memperkaya ilmu dan menerapkannya, agar tidak sia-sia. Sehingga mahasiswa akan lebih megapresiasikan ilmu yang ia dapat demi meningkatkan perekonomian negara.

Menimbang dari apa yang telah kita kemukakan sebelumnya dapat kita ambil beberapa hal yang sebenarnya bisa kita lakukan secara sederhana, yakni sebagai berikut:
1. menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan jiwa entrepreneur 
2. pintar menyaring budaya asing yang mempengaruhi kepribadian bangsa
3. mencintai dan membeli produk dalam negeri
4. meningkatkan kuantitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara-negara maju
5. berusaha mengikuti perkembangan IPTEK namun tidak bergaya hidup yang terlalu berlebih 
6. meningkatkan iman sebagai bukti ketakwaan kita pada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Menjadi diri sendiri....