Jumat, 19 Maret 2010

DANSA

DANSA 

Dansa adalah kegiatan yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai penyemarak. Hampir semua jenis dansa punya sejarah sosialnya sendiri-sendiri. Slow waltz mulai dikenal pada pertengahan tahun 1700-an di kalangan bangsawan Eropa. Slow waltz yang romantik merupakan "keturunan" dari Vienese waltz yang bertempo lebih cepat. Tempo 3/4 yang digunakan sebelumnya diperlambat seiring dengan para penulis lagu balada yang bertutur soal kisah cinta. Keanggunan waltz kalau dalam lagu kira-kira seperti Tennesse Waltz yang dilantunkan oleh penyanyi Tom Jones dulu.

Dansa terdiri dari dua dansa yang populer, yakni karakteristik Latin dan karakteristik ballroom standar. Dansa Latin, misalnya cha cha, rumba, samba, jive, dan paso double. Sedangkan yang disebut ballroom standar (standard ballroom) antara lain waltz, romantic, slow foxtrot, quick step vienese waltz, dan tango. Dansa sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan dalam Pekan Olahraga Nasional.

Idealnya, lantai dansa terbuat dari kayu. Lantai kayu tidak licin, tapi memberikan kemudahan gerak. Pada kompetisi tingkat internasional, lantai dansa yang dipakai harus dari kayu, meskipun boleh saja hanya berupa lapisan lantai kayu yang dipasang sementara. Tapi pada kompetisi tingkat regional atau lokal, lantai gedung yang dipakai biasanya lantai keramik. Pada floor test pedansa bisa mencoba licin-kesatnya lantai. Lantai yang terlalu licin bisa membuat pedansa tergelincir, sebaliknya lantai yang terlalu kesat membuat kaki sulit berputar. Jika lantai terlalu licin, maka sol sepatu dibasahi sedikit dengan air atau bubuk gondorukem, tapi kalau terlalu kesat, sol ditaburi talk. Sol sepatu dansa terbuat dari bahan yang kuat namun lentur dan pada bagian bawah dilapisi suede. Sepatu dansa tidak selalu tersedia di toko, oleh karena itu biasanya dipesan atau dibeli di toko tertentu. Sepatu dansa wanita yang cukup bagus tapi masih kelas ‘menengah-bawah’ harganya 500 ribuan. Yang bermutu tinggi bisa 2 – 3 juta. Tapi kalau hanya untuk dansa fun dengan teman-teman, sepatu apapun jadi.

Setelah floor test, tahap berikutnya adalah inspeksi kostum. Pakaian yang akan dikenakan atlet dicek dulu oleh panitia, dan harus memenuhi persyaratan. Sebegitu pentingkah kostum ini pada event kompetisi? Oh ya! Pada kompetisi internasional, banyak pedansa Latin yang mengenakan busana ‘minimalis’, hampir memperlihatkan seluruh tubuhnya. Di Indonesia, terutama di tingkat daerah, busana diatur dengan ketat. Kostum pedansa wanita tidak boleh memperlihatkan punggung, harus berupa gaun terusan (sehingga perut mustahil kelihatan), tidak boleh sama dengan warna kulit (karena akan kelihatan seperti tanpa pakaian), dan seterusnya. Ini aturan yang sangat bagus, untuk menjaga agar dansa tidak diasosiasikan sebagai olahraga yang menonjolkan sensualitas.

Dansa sesungguhnya membutuhkan stamina yang tinggi, dan kelenturan tubuh yang prima. Dibalik kostum yang gemerlapan dan make up atlet yang ‘bling-bling’, mereka menguras tenaga dan basah dengan peluh. Oleh karena itu kostum harus dipilih dengan cermat, agar nyaman dipakai, tidak menghalangi gerakan, tapi indah dipandang. Rambut pedansa wanita juga harus diikat atau disanggul kencang, supaya tetap rapi dan tidak ‘nyabet’ ke kanan-kiri pada waktu melakukan gerakan berputar dengan cepat. Ini tentu berbeda dengan kalau kita dansa hanya untuk fun, untuk happy-happy dalam acara kumpul teman. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Menjadi diri sendiri....